Entri Populer

salju


Aku menulis kembali di balik kisahmu, Shara Meilinda Ayu

Aku menulis kembali di balik kisahmu, Shara Meilinda Ayu




Dari kemarin, saya banyak menulis dan menceritakannya di facebook. Tentang ayu, perempuan yang dulu seangkatan denganku meskipun beda sekolah. Perempuan yang beberapa hati ini memenuhi media cetak. Perempuan yang sempat ijazahnya sempat ditahan sekolahnya dulu. Perempuan yang pernah aku lihat di bundaran HI. Perempuan yang mendapat beasiswa dari kemendikbud, Bapak Muhammad Nuh.


Maaf beribu maaf, Ayu sahabatku. Saya menulis ini bukan tanpa sebab, saya teringat masa saya pelulusan dulu. Saya juga mungkin hampir mirip nasibnya dengan kamu. Hidup saya serba kekurangan terutama masalah ekonomi. Saya juga pengen kuliah waktu itu dan memang cita-cita saya sejak smp, saya harus kuliah. Kuliah, kuliah . Ditambah lagi setelah saya sempat PKL di salah satu terbesar di jawa timur, Universitas Brawija malang selama tiga bulan . Dan satu-satunya cara saya harus mendapatkan beasiswa entah itu dari mana. Atau tidak dalam pikiranku saat itu, saya harus punya uang selama 4 bulanan di tempat kuliah saya tersebut . Tapi semuanya tidak kesampaian, bidik missi yang saya peroleh sia-sia . Saya tidak mendapatkan itu. Saya kecewa, saya menangis saat-saat mengingat itu dan sampai saat ini penyeselan itu sering menggangguku . UNIBRA yang saya impi-impikan sebelumnya semuanya sirna. Semuanya kesedihan yang berlarut-larut sampai sekarang .




Ayu, sedikit aku mencarimu di internet. tentang kamu. tentang ayahanda kamu, bapak sugianto . Tentang dulu kamu di bundaran HI. Tentang siapa saja yang berkaitan dengan kamu, entah itu dari teman kamu, dosen kamu, tentang percakapan mesra sama pacar kamu di facebook. Tentang pembahasan kamu disalah satu acara TVONE, mejabundar . Saya meneteskan air mata. Kenapa ayu sampai seperti ini, menyia-nyiakan amanah yang semulia ini . Amanah yang diberikan pemerintah sama kamu, menyia-nyiakan kasih sayang yang tulus diberikan ayahmu ke kamu, ayu .




Ayu, padahal diluar sana banyak menginginkan seperti yang yang amanah kamu dapat, beasiswa. Hampir juta-an, bahkan puluhan juta dari mereka yang harus mengubur mimpi-mimpi itu. Ayu harusnya kamu mempunyai modaldari sekolah menengah kamu dulu, modal iman yang kuat paling tidaknya,



Ayu, malam ini aku lihat di TV, kamu sudah pulang. Syukurlah aku senang melihatnya . Ayu sahabatku . Aku akan mendoakan yang terbaik buat kamu,terbaik buat masa depanmu setelah kejadian ini, terbaik buat keluargamu, terutama ayah kamu yang sangat-sangat mencintaimu.



Shara meilinda ayu, sahabatku. Tetap tersenyum sahabat . Ambil hikmahnya dari kejadian ini . Bangkit, bangkit, dan tetap semangat menatap masa depanmu . Ada ayah yang sangat mencintaimu. Cerita kamu masih panjang kedepannya, jangan berhenti disini . Ada anak dan suamimu yang membahagiakanmu nantinya .


Sahabatmu. Usman di abyl